Benjamin “Pap” Singleton – Leading the Exodusters – Legends of America
Benjamin "Pap" Singleton, tokoh sentral di balik migrasi besar-besaran Exodusters ke Kansas, lahir sebagai budak pada tahun 1809 di Nashville, Tennessee. Terlepas dari keterbatasannya karena perbudakan, Singleton memendam hasrat yang membara untuk kebebasan sepanjang hidupnya. Keterampilannya sebagai pembuat lemari, yang ia pelajari sebagai budak, terbukti berharga dalam usahanya mencari kebebasan. Dia dijual beberapa kali, tetapi setiap kali, dia berhasil melarikan diri dari perbudakan. Pengejarannya yang tak kenal lelah terhadap kebebasan akhirnya membawanya ke Kanada dan kemudian ke Detroit, Michigan, di mana ia mendirikan rumah kos yang menjadi tempat perlindungan bagi budak pelarian.
Dengan pecahnya Perang Saudara, Singleton meninggalkan Detroit dan kembali ke Nashville di bawah pendudukan Tentara Serikat. Tinggal di kamp besar Serikat yang menampung budak pelarian, ia mencari nafkah dengan membuat lemari dan peti mati. Sementara ia berkeliling menjajakan produknya pada akhir 1860-an, Singleton menjadi semakin yakin bahwa ia memiliki misi yang lebih besar: untuk meningkatkan kehidupan bangsanya dan mendesak mereka untuk memperoleh lahan pertanian di Tennessee. Namun, prasangka rasial yang meluas pada saat itu menghalanginya untuk mencapai tujuan ini. Orang kulit putih menolak untuk menjual tanah produktif kepada orang Afrika-Amerika, sehingga Singleton mengadopsi taktik yang berbeda. Dia mulai berkhotbah kepada bangsanya, mendesak mereka untuk pergi ke barat untuk bertani dan memiliki tanah pertanian federal.
Terinspirasi oleh kemungkinan memiliki tanah sendiri, Singleton mulai mencari tanah di Kansas pada awal 1870-an. Sekembalinya ke selatan, ia segera mengorganisasikan kelompok-kelompok untuk menjajah Kansas. Pada tahun 1873, hampir 300 orang Afrika-Amerika mengikutinya ke Cherokee County, Kansas, di mana mereka mendirikan "Koloni Singleton." Segera, koloni serupa bermunculan di Wyandotte, Shawnee, dan Lyon County. Pada tahun 1874, Singleton dan rekan-rekannya telah membentuk Edgefield Real Estate and Homestead Association di Tennessee. Organisasi ini memainkan peran penting dalam mengarahkan lebih dari 20.000 migran kulit hitam ke Kansas antara tahun 1877 dan 1879. Migrasi besar-besaran ini kemudian dikenal sebagai Exodus.
Namun, semua orang yang tiba di Kansas siap menghadapi tantangan kehidupan perintis. Banyak yang tidak siap dan segera meninggalkan daerah itu, meninggalkan lusinan kota hantu. Namun, bagi mereka yang bertahan, kehidupan menjadi lebih baik, dan mereka memberikan kontribusi penting bagi negara bagian dan masyarakat tempat mereka tinggal.
Pada tahun 1880, Singleton dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan Kongres mengenai migrasi orang kulit hitam yang mengkhawatirkan dari Selatan. Kesaksiannya memberikan wawasan berharga tentang faktor-faktor yang mendorong migrasi, serta tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Exodusters.
Pada tahun 1881, Singleton menggunakan reputasinya untuk menyatukan orang kulit hitam ke dalam sebuah organisasi bernama Colored United Links di Topeka, Kansas. Tujuan organisasi ini adalah untuk menggabungkan sumber daya keuangan semua orang Afrika-Amerika untuk membangun bisnis, pabrik, dan sekolah perdagangan milik orang kulit hitam. Organisasi itu cukup berhasil sehingga calon Presiden, James B. Weaver dari Partai Greenback, bertemu dengan kelompok itu untuk membahas penggabungan kedua kelompok itu. Namun, keanggotaan goyah, dan organisasi itu segera bubar setelah tahun 1881.
Setelah Colored United Links gagal, Singleton menjadi yakin bahwa orang kulit hitam tidak akan pernah diizinkan untuk berhasil di Amerika Serikat. Pada tahun 1883, ia bergabung dengan pengusaha St. Louis, Missouri, Joseph Ware dan pendeta kulit hitam John Williams, mengusulkan agar orang kulit hitam bermigrasi ke pulau Siprus di Mediterania; namun, ide ini berumur pendek.
Pada tahun 1885 Singleton pindah ke Kansas City, di mana ia mengorganisasikan United Transatlantic Society, yang bermaksud agar semua orang kulit hitam pindah dari Amerika Serikat ke Afrika. Meskipun kelompok itu bertahan hingga tahun 1887, kelompok itu tidak pernah berhasil mengirim siapa pun ke Afrika. Akhirnya, kesehatannya memburuk, dan Singleton pensiun dari kehidupan aktivismenya. Namun, dia berbicara satu kali terakhir pada tahun 1889 ketika panggilan diajukan agar sebagian dari Wilayah Oklahoma yang baru dibuka dicadangkan sebagai negara bagian khusus kulit hitam.
Selama bertahun-tahun diyakini bahwa Benjamin Singleton meninggal pada tahun 1892, dan lokasi kuburannya tidak diketahui; namun, menurut Kansas Historical Society, ditemukan melalui catatan digital bahwa ia hidup sampai 17 Februari 1900, dan meninggal pada usia 91 tahun di Jackson County Missouri, dan dikatakan dimakamkan di kuburan tak bertanda di Union Cemetery di Kansas City, Missouri.
Saat ini, ada satu kota yang tersisa yang didirikan oleh Exodusters dari selatan – Nicodemus, Kansas. Saat ini menjadi Situs Bersejarah Nasional.
Lihat Juga:
- Chattel Hood to Freedom – Black Pioneers Membantu Menetap di California
- Exodusters dari Kansas
- John Brown – Berjuang Melawan Perbudakan
- Nicodemus, Kansas – Kota Perintis Hitam
Benjamin "Pap" Singleton tetap menjadi sosok yang menonjol dalam sejarah Amerika, yang dikenal karena kepemimpinannya yang tak tergoyahkan dan komitmennya yang teguh untuk meningkatkan kehidupan orang Afrika-Amerika. Melalui usahanya yang tak kenal lelah, ia mengilhami ribuan orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Kansas, meninggalkan warisan ketahanan, ketekunan, dan harapan yang terus menginspirasi generasi.