Fort Myers, Florida Military Post – Legends of America

Posted on

Fort Myers, Florida Military Post – Legends of America

Fort Myers, Florida Military Post – Legends of America

Fort Myers, Florida, berdiri sebagai saksi bisu dari sejarah yang kaya dan kompleks, mulai dari perannya dalam konflik suku Seminole hingga dampaknya selama Perang Saudara Amerika. Didirikan sebagai pos Angkatan Darat AS pada tanggal 20 Februari 1850, oleh Mayor Samuel C. Ridgely, benteng ini dinamai untuk menghormati Kapten Abraham C. Myers, menantu Mayor Jenderal David E. Twiggs, yang memerintahkan pembangunan benteng tersebut. Lokasinya sendiri sarat dengan sejarah, dibangun di atas fondasi Fort Harvie yang sudah ada sebelumnya.

Pembangunan dan Fasilitas Awal

Pembangunan Fort Myers tidaklah tanpa tantangan. Kurangnya bahan bangunan pada awalnya menghambat kemajuan. Namun, pengiriman pasokan dari Pensacola memicu lonjakan konstruksi, mengubah pos tersebut menjadi fasilitas yang berkembang dengan banyak bangunan permanen. Benteng ini dengan cepat menjadi simbol kehadiran dan kekuatan militer di wilayah tersebut.

Fasilitas di Fort Myers dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan para perwira dan tentara yang ditempatkan di sana. Tempat tinggal perwira menyediakan perumahan yang nyaman bagi para pemimpin pos. Kantor administrasi berfungsi sebagai pusat operasi dan pengambilan keputusan. Rumah sakit berlantai 2 1/2 yang mengesankan memastikan perawatan medis yang memadai bagi personel. Gudang-gudang besar digunakan untuk menyimpan amunisi dan perlengkapan umum, memastikan bahwa benteng tersebut dilengkapi dengan baik untuk setiap kemungkinan.

Selain fasilitas penting ini, Fort Myers menawarkan berbagai fasilitas untuk kenyamanan dan rekreasi para prajurit. Rumah jaga memastikan disiplin dan keamanan di dalam pos. Bengkel pandai besi dan tukang kayu menyediakan ruang untuk perawatan dan perbaikan penting. Dapur, toko roti, dan binatu memenuhi kebutuhan dasar para prajurit. Toko sutler menawarkan berbagai barang dan perlengkapan. Bahkan ada arena bowling dan dermaga serta paviliun pemandian, yang menyediakan kesempatan untuk relaksasi dan rekreasi.

Salah satu fitur yang paling mengesankan dari Fort Myers adalah dermaganya yang panjangnya hampir 700 kaki. Dermaga ini memainkan peran penting dalam mengangkut persediaan ke benteng, memungkinkan para prajurit untuk membawa barang dengan trem.

Pada tahun 1854, Fort Myers diakui sebagai salah satu pos terbaik di Florida, sebuah bukti perencanaan yang cermat dan konstruksi yang solid. Namun, kemewahan benteng tersebut tidak luput dari perhatian. Mayor J. McKinstry melakukan penyelidikan terhadap laporan tentang fasilitas mewah, termasuk arena bowling dan paviliun pemandian, yang menimbulkan pertanyaan tentang alokasi sumber daya dan prioritas. Pada tahun 1856, ada 57 bangunan di benteng tersebut, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pusat militer utama.

Peran dalam Perang Seminole Ketiga

Fort Myers memainkan peran penting dalam Perang Seminole Ketiga, yang dimulai pada Desember 1855. Benteng ini berfungsi sebagai titik pertemuan utama bagi pasukan AS dan pusat logistik untuk operasi militer. Pada musim semi tahun 1858, perang berakhir, dan Fort Myers telah memainkan peran penting dalam hasil tersebut. Setelah perang, sekitar 124 penduduk asli Amerika di bawah Billy Bowlegs menyerah dan dikirim ke reservasi di Arkansas pada Mei 1858. Dengan berakhirnya konflik, Fort Myers ditinggalkan pada Juni 1858, menandai akhir dari babak pertamanya dalam sejarah militer.

Pendudukan Perang Saudara

Pada bulan Desember 1863, selama Perang Saudara, Fort Myers muncul kembali sebagai pos militer. Lima kompi pasukan Uni di bawah Kapten James Doyle menduduki kembali benteng tersebut, menjadikannya satu-satunya benteng yang diduduki federal di Florida Selatan. Pasukan Uni segera berangkat untuk memperkuat pertahanan benteng, membangun barak baru dan tembok dada dari kayu dan tanah di sekeliling pos. Dengan benteng yang diamankan, pasukan Uni melancarkan serangan terhadap peternak sapi Konfederasi di pedalaman Florida, dengan tujuan mengganggu pengiriman daging sapi ke Konfederasi. Fort Myers juga menjadi tempat perlindungan bagi sejumlah kecil budak yang melarikan diri dan simpatisan Uni, yang mencari perlindungan di balik temboknya.

Pertempuran Fort Myers

Pada awal Februari 1865, Batalyon Penjaga Ternak dikerahkan dari Fort Meade, Florida, dan diperintahkan untuk menyerang Fort Myers. Intelijen menunjukkan bahwa benteng tersebut mungkin akan segera ditinggalkan, sehingga menimbulkan rasa urgensi untuk merebutnya. Pada tanggal 20 Februari, Batalyon Penjaga Ternak mengejutkan beberapa tentara Uni kulit hitam yang sedang bertugas piket di Fort Myers, menembak mereka saat mereka mencoba melarikan diri. Penembakan itu memperingatkan benteng, mendorong pasukan Konfederasi untuk menembakkan tembakan peringatan dari meriam mereka, diikuti oleh seorang kurir yang menuntut penyerahan pasukan Uni.

Kapten Doyle menolak dengan tegas, menyatakan: "Permintaan Anda untuk penyerahan tanpa syarat telah diterima. Saya dengan hormat menolak; Saya memiliki kekuatan yang cukup untuk mempertahankan posisi saya dan akan melawan Anda sampai akhir." Doyle kemudian memindahkan dua meriamnya sendiri ke luar benteng, mempersiapkan diri untuk pertempuran.

Pertempuran Fort Myers dimulai dengan tentara Uni kulit hitam menembakkan artileri dan pasukan kavaleri Uni kulit putih menembakkan karabin mereka. Sepanjang hari, kedua belah pihak terus melakukan penembakan sporadis, yang akhirnya berhenti saat gelap. Seorang tentara Federal kulit hitam tewas dalam pertempuran tersebut. Keesokan paginya, Batalyon Penjaga Ternak kembali ke Fort Meade, mengakhiri pertempuran tersebut.

Pada bulan Juni 1865, Fort Myers ditinggalkan lagi, mengakhiri peran militernya yang aktif.

Warisan dan Pendirian Fort Myers

Setelah berakhirnya Perang Saudara, Kapten Manuel A. Gonzalez mendirikan komunitas Fort Myers pada tanggal 21 Februari 1866. Kapten Gonzalez akrab dengan daerah tersebut karena pengabdiannya selama bertahun-tahun mengantarkan surat dan perbekalan ke Angkatan Darat Uni di benteng selama Perang Indian Seminole dan Perang Saudara. Pengalamannya telah memberinya pemahaman yang mendalam tentang wilayah tersebut, dan ia melihat potensi untuk pemukiman yang berkembang.

Saat ini, tidak ada yang tersisa dari Fort Myers, namun warisannya tetap hidup melalui sejarah kota dan kenangan akan peran pentingnya dalam membentuk Florida Selatan. Situs benteng ini sekarang ditandai dengan penanda sejarah, berfungsi sebagai pengingat akan masa lalu yang penuh gejolak dan ketahanan orang-orang yang pernah menyebutnya rumah.

Fort Myers berdiri sebagai bukti pentingnya pos militer dalam membentuk lanskap sejarah Amerika. Dari perannya dalam Perang Seminole hingga dampaknya selama Perang Saudara, benteng tersebut memainkan peran penting dalam konflik dan pembangunan yang membentuk Florida Selatan. Hari ini, warisannya terus menginspirasi dan mendidik, mengingatkan kita akan peristiwa penting yang pernah terjadi di tanah ini.

© Kathy Alexander/Legends of America, diperbarui November 2022.

Lihat Juga:

  • Perang Saudara
  • Benteng Florida
  • Galeri Foto Benteng
  • Perang Seminole

Semoga artikel yang ditulis ulang ini memenuhi kebutuhan Anda!