Tamanous Of Tacoma – Legends of America

Posted on

Tamanous Of Tacoma – Legends of America

Tamanous Of Tacoma – Legends of America

Mount Tacoma, yang kini dikenal sebagai Mount Rainier, telah lama menjadi pusat penghormatan dan kepercayaan spiritual bagi suku-suku asli (Siwash/Sauvage) di wilayah Barat Laut Pasifik. Dalam mitologi mereka, gunung ini bukan sekadar bentang alam yang megah, tetapi juga tempat perlindungan terakhir, simbol kekuatan alam, dan arena interaksi antara manusia dan kekuatan gaib yang dikenal sebagai tamanous. Kisah-kisah yang terjalin di sekitar puncak yang menjulang tinggi ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang dunia, keseimbangan alam, dan konsekuensi dari keserakahan.

Gunung Tacoma sebagai Tempat Perlindungan

Salah satu legenda yang paling kuat menceritakan tentang banjir besar, Whulge, yang melanda bumi setelah hujan yang tak henti-hentinya. Air bah naik, menelan segalanya dalam perjalanan mereka, dan semua manusia kecuali satu orang terancam musnah. Orang ini mencari perlindungan di lereng Mount Tacoma, mendaki lebih tinggi dan lebih tinggi saat air terus mengejarnya.

Saat ombak mencapai lututnya, pinggangnya, dadanya, harapan hampir pupus. Di ambang keputusasaan, ketika dia merasa bahwa gelombang berikutnya akan menyeretnya ke lautan hitam yang mengamuk di sekitarnya, salah satu tamanous gunung, tergerak oleh belas kasihan, mengubah kakinya menjadi batu. Tindakan ini menghentikannya untuk tersapu banjir dan mengikatnya ke gunung, memberinya harapan.

Badai akhirnya mereda, dan air surut. Pria itu tetap berdiri di sana, kakinya menyatu dengan puncak gunung. Namun, dia diliputi kesedihan karena dia tidak bisa turun ke dataran rendah di mana udara hangat dan bunga-bunga bermekaran. Dia merindukan kehidupan dan keindahan yang sekarang berada di luar jangkauannya.

Dalam keputusasaan dan kesedihannya, Roh Segala Sesuatu turun tangan. Dia menyuruh pria itu tidur, dan saat matanya terpejam, Dia mengambil salah satu tulang rusuknya dan mengubahnya menjadi seorang wanita. Ketika pria itu diangkat dari batu, dia terbangun dan, dengan gembira menoleh ke wanita itu, membawanya ke pantai. Di sana, di sebuah pondok di hutan, mereka membangun rumah mereka. Di tempat inilah umat manusia diciptakan kembali. Legenda ini menekankan peran Mount Tacoma sebagai tempat kelahiran kembali dan permulaan baru, tempat kemanusiaan diberi kesempatan kedua.

Kisah Seorang Pria yang Serakah

Kisah lain yang berkaitan dengan Mount Tacoma adalah kisah seorang pria yang serakah. Dia menghabiskan hari-harinya mengeringkan salmon dan mengeringkan daging, lalu menjualnya kepada orang lain dengan harga tinggi, mengumpulkan hiaqua, mata uang manik-manik dari suku-suku Pasifik. Semakin banyak harta yang dia kumpulkan, semakin banyak yang dia inginkan, dan keserakahannya tidak mengenal batas.

Suatu hari, saat berburu di lereng Mount Tacoma, pria itu memandang hamparan salju yang berkilauan dan puncak gunung yang menjulang tinggi. Alih-alih memberikan penghormatan kepada tamanous gunung, dia hanya menghela nafas dan berkata, "Seandainya saja aku bisa mendapatkan lebih banyak hiaqua!"

Saat itu juga, sebuah suara bergema di telinganya, menantangnya, "Beranikah kau pergi ke gua-gua hartaku?"

Tanpa ragu, pria yang serakah itu menjawab, "Aku berani!"

Kata-katanya bergema melalui bebatuan, salju, dan hutan, menciptakan gema yang menyerupai tawa gunung. Angin berhembus, membisikkan rahasia gua harta karun ke telinganya. Dengan tanduk rusa sebagai beliung dan sekop, dia memulai pendakian ke puncak gunung.

Keesokan paginya, dia mencapai tepi kawah dan bergegas menuruni lereng. Di jalannya, dia melewati batu yang menyerupai salmon, akar kamas, dan kepala rusa. Menyadari makna dari tanda-tanda ini, dia berseru, "Ini tamanous yang berbicara!"

Di kaki kepala rusa, dia mulai menggali. Di bawah salju, dia menemukan lapisan batuan yang mengeluarkan suara berongga. Tak lama kemudian, dia mengangkat lempengan batu yang menutupi rongga yang penuh dengan cangkang. Cangkang-cangkang ini lebih indah, lebih berharga, dan lebih berlimpah daripada yang pernah dia bayangkan.

Dia menjulurkan tangannya ke cangkang-cangkang itu sampai ke bahu, tertawa dan membelainya, melilitkan untaiannya di lengan, pinggang, dan lehernya, dan memenuhi tangannya. Dengan beban yang berat, dia mulai berjalan pulang.

Dalam kegembiraannya untuk membawa pergi hartanya, dia tidak mempersembahkan untaian hiaqua kepada tamanous batu di kawah. Dia baru saja mulai menuruni sisi barat gunung ketika angin mulai menerpanya.

Dewa yang marah membungkus dirinya dalam menara awan yang berputar-putar dan menerjangnya, menarik kegelapan bersamanya. Tangan-tangan tampak mencengkeramnya dari badai, merobek hartanya. Dalam keputusasaan, dia membuang seuntai harta karun sebagai persembahan. Badai berhenti sejenak, dan ketika kembali menerjangnya dengan jeritan, kilat, dan gemuruh, dia melepaskan seuntai lagi. Demikianlah, turun dalam jeda badai, dia mencapai kayu saat segenggam terakhir kekayaannya direnggut dari genggamannya dan dilemparkan ke angin. Sakit hati dan tubuh, dia jatuh di tumpukan lumut, tidak sadarkan diri.

Dalam tidurnya, perubahan telah datang pada pria itu. Rambutnya kusut dan mencapai lututnya; persendiannya berderit; persediaan makanannya habis, tetapi dia memetik umbi kamas dan berbuka puasa, dan dunia tampak segar dan menyenangkan baginya. Dia melihat kembali ke Tacoma dan mengagumi kemegahan saljunya dan keindahan bentuknya, tetapi dia tidak pernah peduli dengan kekayaan di kawahnya. Hutan itu terasa aneh baginya saat dia turun, tetapi saat matahari terbenam, dia mencapai wigwamnya, tempat seorang wanita tua memasak salmon. Istri dan suami saling mengenali, meskipun dia telah tertidur dan dia telah bersedih selama bertahun-tahun. Dalam kegembiraannya berada di rumah, orang kikir itu menggali semua hartanya yang telah dia sembunyikan dan memberikan kekayaan dan kebijaksanaannya kepada siapa pun yang membutuhkannya. Hidup, cinta, dan alam sudah cukup, dia menemukan, dan dia tidak pernah menantang tamanous lagi.

Makna Legenda

Legenda-legenda ini menawarkan wawasan yang berharga tentang pandangan dunia dan nilai-nilai masyarakat asli di wilayah tersebut. Mereka menyoroti pentingnya menghormati alam, bahaya keserakahan, dan kekuatan penebusan. Kisah tentang banjir dan penciptaan kembali umat manusia menekankan ketahanan dan kemampuan beradaptasi manusia. Kisah tentang orang yang serakah berfungsi sebagai kisah peringatan, mengingatkan kita tentang konsekuensi mengejar kekayaan dengan mengorbankan spiritualitas dan keseimbangan ekologis.

Gunung Tacoma, sebagai pusat dari kisah-kisah ini, menjadi simbol kekuatan alam, kebijaksanaan spiritual, dan hubungan mendalam antara manusia dan lingkungan. Legenda-legenda itu terus menginspirasi dan membentuk pemahaman kita tentang tempat yang luar biasa ini, mengingatkan kita tentang pentingnya menghormati alam, menghargai komunitas, dan mencari keseimbangan dalam hidup kita.

Lihat Juga:

Tentang Penulis: Charles M. Skinner (1852-1907) menulis set lengkap sembilan jilid Mitos dan Legenda Tanah Kita Sendiri pada tahun 1896. Kisah ini diambil dari karya-karya luar biasa ini, yang sekarang menjadi domain publik.