Fort Goodwin, Arizona – Legends of America
Terkubur di bawah lapisan waktu dan lanskap yang berubah, reruntuhan Fort Goodwin yang dulu pernah ada di Arizona menceritakan kisah perbatasan Amerika yang keras. Didirikan pada bulan Juni 1864, pos terdepan ini berdiri sebagai bukti upaya untuk menjinakkan lanskap yang luas dan tidak kenal ampun di Lembah Gila. Dibangun oleh para sukarelawan California yang berani, misinya adalah untuk melindungi para pemukim yang rapuh yang mencoba mengukir kehidupan di tanah yang keras ini.
Fort Goodwin dinamai untuk menghormati John N. Goodwin, sosok penting yang ditakdirkan untuk menjadi gubernur teritorial pertama Arizona. Penamaannya merupakan pengakuan atas peran pentingnya dalam membentuk lintasan wilayah yang baru lahir ini. Terletak di dekat mata air yang indah, sekitar dua mil selatan Sungai Gila yang berkelok-kelok, lokasi benteng itu tampaknya merupakan berkah pada awalnya. Mata air menjanjikan sumber air yang vital, kehidupan bagi pos dan penghuninya.
Namun, dari awal yang menjanjikan itu, Fort Goodwin ditakdirkan untuk menghadapi serangkaian tantangan yang pada akhirnya akan menyebabkan jatuhnya benteng itu. Salah satu duri yang paling parah di sisinya adalah praktik tidak bermoral dari kontraktor yang ditugaskan untuk membangun benteng tersebut. Mereka menggunakan bahan-bahan berkualitas rendah, terutama adobe, untuk membangun struktur yang seharusnya menjadi pelindung. Sayangnya, bangunan-bangunan ini tidak dapat menahan kerasnya lingkungan gurun. Dinding-dindingnya mulai runtuh dalam beberapa tahun saja, mengungkapkan fondasi yang rapuh di mana benteng itu dibangun.
Pada musim semi tahun 1866, para sukarelawan California, yang telah melayani dengan rajin, digantikan oleh dua kompi Infanteri AS ke-14. Penggantian ini menandakan perubahan dalam manajemen benteng, tetapi itu tidak cukup untuk mengubah nasib benteng yang malang itu. Kemudian pada tahun yang sama, pos tersebut mengalami perubahan nomenklatur, yang diturunkan dari sebutan benteng yang lengkap menjadi kamp yang sederhana. Degradasi ini mencerminkan status benteng yang semakin berkurang dan tantangan yang terus-menerus dihadapi oleh benteng tersebut.
Selain masalah struktural, Fort Goodwin diganggu oleh ancaman yang lebih tersembunyi dan jahat: malaria. Hama mematikan ini dibawa oleh nyamuk yang berkembang biak di mata air yang terletak sekitar 500 yard selatan benteng. Sementara mata air itu sendiri menyediakan sumber air yang penting, konsekuensi yang tidak menguntungkan dari keberadaannya segera menjadi jelas. Air dari mata air mengalir melalui daerah rawa yang tergenang dan stagnan sebelum mencapai pos. Area ini menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, mengubah benteng itu menjadi sarang penyakit.
Malaria menghancurkan penghuni Fort Goodwin, melemahkan tentara dan pemukim dan mengurangi semangat mereka. Penyakit dan penyakit menjadi merajalela, menciptakan atmosfer yang suram yang membayangi setiap aspek kehidupan. Terlepas dari upaya terbaik untuk mengurangi masalah ini, ancaman malaria terus-menerus tetap ada, semakin memperburuk tantangan yang sudah banyak dihadapi oleh Fort Goodwin.
Pada akhirnya, kombinasi dari faktor-faktor inilah yang menyegel nasib Fort Goodwin. Bangunan-bangunan yang runtuh, ancaman malaria yang terus-menerus, dan lokasi yang terpencil semuanya berkontribusi pada kejatuhannya. Pada bulan Maret 1871, setelah bertahun-tahun berjuang dan menderita, benteng itu ditinggalkan. Para tentara dan pemukim yang pernah mencari perlindungan di dindingnya pergi, meninggalkan Fort Goodwin untuk membusuk di bawah matahari Arizona yang tanpa ampun.
Namun, kisah Fort Goodwin tidak berakhir dengan pengabaiannya. Pada tahun 1880-an, situs tersebut menemukan kehidupan baru sebagai sub-agensi Reservasi San Carlos. Perubahan tujuan ini menandai babak baru dalam sejarah situs tersebut, meskipun itu hanya berumur pendek. Sub-agensi itu akhirnya ditutup, dan Fort Goodwin sekali lagi dibiarkan dengan unsur-unsur.
Saat ini, tidak ada yang tersisa dari Fort Goodwin yang dulu pernah ada. Situs tersebut telah diklaim kembali oleh alam dan diubah menjadi lahan pertanian. Jejak bangunan yang dulunya berdiri di sana telah menghilang, terkubur di bawah lapisan tanah dan vegetasi. Satu-satunya penanda fisik dari masa lalu benteng itu adalah penanda survei Biro Pengelolaan Lahan. Penanda yang sederhana namun penting ini menunjukkan lokasi asli tiang bendera benteng, tempat berkibarnya bendera Amerika di atas gurun Arizona.
Fort Goodwin mungkin telah menghilang dari lanskap fisik, tetapi kisahnya tetap hidup dalam catatan sejarah dan ingatan orang-orang yang pernah menyebutnya rumah. Ini berfungsi sebagai pengingat yang jelas tentang perjuangan dan pengorbanan yang membentuk perbatasan Amerika. Meskipun tidak ada lagi yang tersisa untuk dilihat, Fort Goodwin terus memikat imajinasi dan mengundang kita untuk merenungkan kisah-kisah yang tertanam di tanah tempatnya pernah berdiri.
Saat Anda mengunjungi situs Fort Goodwin yang dulunya pernah ada, luangkan waktu sejenak untuk membayangkan kehidupan mereka yang pernah tinggal di sana. Bayangkan para prajurit yang berdiri berjaga, para pemukim yang bekerja tanpa lelah untuk membangun rumah, dan nyamuk yang membawa penyakit yang mengancam keberadaan mereka. Meskipun tidak ada lagi yang tersisa, semangat Fort Goodwin tetap hidup, mengingatkan kita tentang ketahanan, tekad, dan semangat abadi dari perbatasan Amerika.