Fort Dallas, Florida – Legends of America
Fort Dallas, sebuah pos militer bersejarah yang terletak di tepi Sungai Miami, kini berada di pusat kota Miami, Florida, menyimpan kisah-kisah penting dari masa lalu yang bergejolak di wilayah tersebut. Didirikan selama Perang Seminole, benteng ini memainkan peran penting dalam konflik antara Amerika Serikat dan suku Seminole, serta berkontribusi pada perkembangan awal kota Miami.
Latar Belakang dan Pendirian
Pada tahun 1830-an, Amerika Serikat terlibat dalam serangkaian konflik dengan suku Seminole, yang menolak untuk dipindahkan dari tanah leluhur mereka di Florida. Perang Seminole, yang ditandai dengan pertempuran sengit dan taktik gerilya, menimbulkan tantangan signifikan bagi militer AS.
Pada tahun 1836, Angkatan Laut AS membentuk patroli di Teluk Biscayne untuk mencegat perdagangan antara suku Seminole dan pedagang dari Kuba dan Hindia Barat. Upaya ini bertujuan untuk memutus jalur pasokan suku Seminole dan melemahkan kemampuan mereka untuk melawan. Musim panas itu, Letnan L.M. Powell mendarat di muara Sungai Miami dengan perintah untuk membangun sebuah benteng yang akan berfungsi sebagai pangkalan bagi pasukannya.
Benteng itu, yang kemudian dikenal sebagai Fort Dallas, terdiri dari blok bangunan dan struktur lain yang dirancang untuk menampung pasukan dan menyediakan pertahanan terhadap potensi serangan. Pos itu dinamai untuk menghormati Komodor Alexander James Dallas, yang pada saat itu memimpin pasukan angkatan laut Amerika Serikat di Hindia Barat.
Peran Militer dan Konflik
Letnan F.M. Powell tetap menjadi komandan Fort Dallas selama sekitar dua tahun, mengawasi operasi benteng dan memimpin patroli di daerah sekitarnya. Pada tahun 1840, Kolonel William S. Harney dari 2nd Dragoons mengambil alih komando pos tersebut. Kolonel Harney adalah seorang perwira yang cakap dan agresif yang bertekad untuk menaklukkan suku Seminole.
Pada tahun 1840, Kolonel Harney memimpin serangan terhadap Kepala Seminole Chakaika, dalam upaya untuk menetralkan salah satu pemimpin paling berpengaruh dari perlawanan Seminole. Pertempuran itu terjadi di dekat Sungai Loxahatchee dan mengakibatkan kekalahan yang signifikan bagi suku Seminole.
Pada tahun 1842, permusuhan antara pemukim dan penduduk asli Amerika telah mereda, dan pasukan meninggalkan Fort Dallas, menandai akhir dari fase aktif pertama benteng tersebut. Namun, peran Fort Dallas dalam sejarah Florida masih jauh dari selesai.
Dari Pos Militer ke Perkebunan
Setelah ditinggalkan oleh militer, Fort Dallas jatuh ke tangan Kolonel William F. English, seorang pengusaha visioner yang melihat potensi besar di wilayah tersebut. Kolonel English mendirikan perkebunan di lokasi tersebut dan berencana mengembangkan sebuah kota yang akan ia beri nama Miami.
Untuk menarik pemukim ke daerah tersebut, Kolonel English memasarkan lokasi tersebut sebagai tempat yang ideal untuk pemukiman, dengan menekankan kesuburan luar biasa dari tanah tersebut dan potensi untuk usaha pertanian. Pada tahun 1844, ia telah membangun dua bangunan batu yang kokoh, termasuk sebuah rumah untuk dirinya dan keluarganya, dan sebuah rumah panjang, yang kemungkinan besar digunakan sebagai tempat tinggal budak.
Sayangnya, impian Kolonel English untuk membangun kota berkembang di Miami terhenti ketika ia meninggalkan perkebunannya selama Demam Emas California. Daya pikat kekayaan dan petualangan terbukti terlalu kuat untuk ditolak, dan ia berangkat ke barat dengan harapan membuat keberuntungannya.
Kembalinya Konflik dan Pendudukan Militer
Ketidakhadiran Kolonel English dari Miami bertepatan dengan munculnya kembali ketegangan antara Amerika Serikat dan suku Seminole. Sebagai akibatnya, Angkatan Darat AS merebut kembali perkebunan itu dan menjadikannya sebagai pos militer sekali lagi.
Selama periode ini, lebih banyak bangunan didirikan di Fort Dallas, termasuk kandang kuda, bengkel pandai besi, rumah sakit, sebuah pos perdagangan, dan sebuah jalan dari Miami ke Fort Lauderdale. Rumah budak diubah menjadi barak untuk menampung pasukan yang ditempatkan di benteng.
Perang Seminole Ketiga dan Setelahnya
Perang Seminole Ketiga, yang berlangsung dari tahun 1855 hingga 1858, melihat Fort Dallas memainkan peran penting sebagai pangkalan pasokan dan pusat koordinasi untuk operasi militer. Namun, dengan berakhirnya perang pada tahun 1858, benteng itu ditinggalkan lagi, dan daerah itu kembali ke keadaan sepi.
Selama Perang Saudara, Fort Dallas diduduki kembali oleh pasukan Uni, yang menggunakannya sebagai pangkalan untuk mengendalikan wilayah tersebut dan mencegah aktivitas Konfederasi. Setelah perang, desa kecil Miami mulai tumbuh, dan beberapa bangunan benteng dihancurkan, sementara yang lain dipindahkan ke lokasi lain.
Pada tahun 1872, kebakaran menghancurkan sebagian besar bangunan yang tersisa di Fort Dallas, hanya menyisakan dua bangunan batu. Rumah panjang itu selamat dari kebakaran dan kemudian berfungsi sebagai kantor pos, pos perdagangan, dan sementara sebagai Gedung Pengadilan Dade County.
Julia Tuttle dan Seminole Club
Pada tahun 1891, Julia Tuttle, yang sering disebut sebagai "Ibu Miami", membeli properti yang berisi situs Fort Dallas. Tuttle adalah seorang visioner yang percaya pada potensi besar Miami, dan ia memainkan peran penting dalam perkembangan awal kota tersebut.
Setelah kematian Tuttle pada tahun 1898, putranya, Harry Tuttle, menyewakan properti tersebut kepada sebuah kelompok yang mengoperasikannya sebagai "Seminole Club" – sebuah perusahaan perjudian. Rumah panjang itu direnovasi pada tahun 1904, dengan tambahan beranda dan gable tengah.
Pelestarian dan Relokasi
Pada tahun 1925, saat pembangunan sebuah gedung apartemen direncanakan di lokasi tersebut, rumah panjang itu dibongkar dalam beberapa bagian dan dipindahkan ke Lummus Park di sisi utara Sungai Miami. Bangunan batu coquina telah menjadi satu-satunya sisa-sisa Fort Dallas.
Rumah panjang itu telah berfungsi sebagai kantor pusat untuk Daughters of the American Revolution selama bertahun-tahun dan masih dapat dilihat di Lummus Park di 404 NW 3rd Street di Miami.
Warisan dan Signifikansi
Saat ini, Fort Dallas berdiri sebagai simbol yang kuat dari sejarah bergejolak Miami dan peran penting yang dimainkannya dalam Perang Seminole. Meskipun hanya sedikit struktur asli benteng yang tersisa, warisannya terus hidup melalui kisah-kisah yang diceritakan dan pentingnya tempat tersebut dalam membentuk identitas kota.
Dengan mengunjungi Lummus Park dan melihat rumah panjang yang telah dipugar, pengunjung dapat sekilas melihat masa lalu dan mendapatkan apresiasi yang lebih dalam untuk ketahanan dan semangat orang-orang yang membentuk wilayah tersebut. Fort Dallas tetap menjadi pengingat akan tantangan dan kemenangan yang telah membentuk Miami menjadi kota yang dinamis dan beragam seperti sekarang ini.