Mission Basilica San Diego de Alcalá, San Diego, California – Legends of America

Posted on

Mission Basilica San Diego de Alcalá, San Diego, California – Legends of America

Mission Basilica San Diego de Alcalá, San Diego, California – Legends of America

Mission Basilica San Diego de Alcalá, berdiri megah di San Diego, California, bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan sebuah monumen hidup yang merangkum perjalanan panjang dan kaya dari California. Sebagai misi pertama dari 21 misi Fransiskan yang didirikan di California, fondasinya diletakkan pada 16 Juli 1769, oleh Friar Junípero Serra, seorang tokoh penting dalam sejarah California. Lokasinya dipilih di wilayah yang telah lama menjadi rumah bagi suku Kumeyaay, menjadikannya titik pertemuan antara budaya asli dan pengaruh Eropa. Hari ini, situs misi ini diakui sebagai Landmark Bersejarah Nasional dan terus berfungsi sebagai gereja Katolik yang aktif, menjembatani masa lalu dan masa kini.

Latar Belakang Sejarah: Sebelum Misi

Sebelum kedatangan Spanyol, wilayah yang kini dikenal sebagai San Diego dihuni oleh suku Kumeyaay, masyarakat adat yang telah lama hidup selaras dengan tanah tersebut. Pada akhir abad ke-18, Spanyol mulai menjelajahi wilayah ini sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka ke utara Meksiko. Ekspansi ini tidak hanya bersifat politis, tetapi juga religius, dengan tujuan membawa agama Katolik kepada penduduk asli yang jumlahnya ribuan di sepanjang pantai barat.

Pendirian Misi: Titik Awal

Pada 1 Juli 1769, Friar Fransiskan, Father Junípero Serra, bersama dengan Kapten Spanyol, Don Caspar de Portola, mendirikan koloni Spanyol pertama di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai Presidio, lengkap dengan gereja. Hanya beberapa minggu kemudian, pada 16 Juli, Father Serra secara resmi mendirikan Mission San Diego de Alcalá. Awalnya, gereja ini sederhana, dibangun untuk melayani para penjajah Spanyol dan memulai penyebaran agama Katolik kepada penduduk asli setempat. Bangunan-bangunan pertama misi ini terletak di Presidio Hill. Misi dan wilayah sekitarnya dinamai San Diego, untuk menghormati Didacus dari Alcalá, seorang tokoh Katolik Spanyol yang dikenal karena kesalehannya.

Perpindahan Lokasi: Mencari Tempat yang Lebih Baik

Misi ini hanya bertahan di lokasi aslinya selama lima tahun. Father Serra memutuskan untuk memindahkan misi tersebut sekitar enam mil ke arah timur. Beberapa faktor mendorong keputusan ini. Kehadiran militer yang kuat di Presidio San Diego tampaknya menghalangi penduduk asli yang ingin dijangkau oleh Serra. Selain itu, pasokan air di lokasi tersebut tidak mencukupi untuk kegiatan pertanian gereja. Lokasi baru, sebuah lembah di sebelah timur, menawarkan kondisi yang lebih baik, dekat dengan Sungai San Diego dan banyak desa asli di sepanjangnya. Pada tahun 1774, sebuah gereja kayu dan bangunan tambahan didirikan di lokasi baru ini.

Konversi dan Konflik: Dua Sisi Mata Uang

Setelah relokasi, jumlah orang yang masuk agama Katolik meningkat secara signifikan, mencapai 431 pada tahun 1775. Namun, tidak semua orang menyambut baik kehadiran Spanyol. Beberapa anggota suku Kumeyaay setempat merasa tidak senang dengan masuknya Spanyol ke tanah mereka. Pada pagi hari tanggal 4 November 1775, lebih dari 600 prajurit secara diam-diam menyusup ke kompleks misi. Setelah menjarah kapel, mereka membakar bangunan-bangunan lain, membangunkan dua misionaris, penjaga Spanyol, dan orang-orang yang baru masuk agama Kristen.

Dalam peristiwa yang tragis, Fray Luis Jayme, seorang biarawan Fransiskan, memilih untuk menghadapi para prajurit daripada mencari perlindungan. Dia berjalan ke arah mereka, mengucapkan salam Fransiskan tradisional: "Amar a Dios, hijos!" – "Cintai Tuhan, anak-anakku!" Para prajurit Kumeyaay menangkapnya, menanggalkan pakaiannya, dan menembakkan sekitar 18 anak panah ke tubuhnya sebelum menghancurkan wajahnya dengan pentungan dan batu. Fray Luis Jayme menjadi martir Kristen pertama di California, dan jenazahnya dimakamkan di bawah altar gereja yang masih berdiri hingga saat ini.

Pembangunan Kembali dan Ekspansi: Menuju Kemakmuran

Setelah pemberontakan, sebuah gereja kedua dibangun di lokasi tersebut pada tahun 1777. Gereja ini dibangun dari batu bata adobe yang lebih kokoh dengan atap jerami. Pada tahun 1780, gereja ini digantikan lagi oleh bangunan adobe yang lebih besar seiring dengan berkembangnya misi. Pada akhir tahun 1790-an, Mission San Diego de Alcalá mencapai puncak kesuksesannya, dengan luas lebih dari 50.000 hektar. Misi ini menanam berbagai tanaman, termasuk jagung, gandum, barley, kacang merah, dan buncis. Misi ini juga memiliki sekitar 20.000 domba, 10.000 ekor sapi, dan 1.250 kuda. Kebun anggur gereja menghasilkan anggur.

Arsitektur: Simbol Ketahanan

Gereja ini dibangun kembali dan diperluas sekali lagi antara tahun 1808 dan 1813. Father Jose Bernardo Sanchez merancang dan merencanakan gereja baru, yang merupakan gereja yang berdiri di lokasi tersebut saat ini. Bangunan ini terbuat dari adobe dan batu bata yang dikapur dalam rencana persegi panjang yang sederhana dan panjang. Tidak seperti pendahulunya, atapnya terbuat dari kayu yang dikirim lebih dari 60 mil dari pegunungan pedalaman. Fitur arsitektur gereja yang paling khas adalah menara lonceng tunggal bertingkat empat yang berisi lima lonceng dengan tiga ukuran.

Sekularisasi dan Kemerosotan: Masa Sulit

Setelah Meksiko memperoleh kemerdekaan pada tahun 1821, pemerintah segera melakukan sekularisasi terhadap bekas misi Katolik. Misi ini memburuk setelah Fransiskan berhenti mengelola gereja di San Diego pada tahun 1834. Selama beberapa dekade berikutnya, situs ini digunakan secara pribadi untuk kegiatan pertanian dan sebagai pos militer Amerika.

Pendudukan Militer: Babak Baru

Setelah Perang Meksiko-Amerika pada tahun 1848, Angkatan Darat Amerika Serikat menduduki lahan misi hingga tahun 1858. Angkatan Darat melakukan banyak modifikasi pada lahan misi, termasuk mengubah gereja menjadi bangunan dua lantai dan mendirikan pemakaman militer.

Restorasi dan Rededikasi: Kembali ke Akarnya

Pada tahun 1862, pemerintah AS mengembalikan sisa-sisa bangunan misi dan 22 hektar tanah kepada Gereja Katolik, tetapi bangunan misi tersebut menjadi reruntuhan. Pada tahun 1891, Father Antonio Dominic Ubach dan Suster-suster Saint Joseph dari Carondelet memindahkan Sekolah Industri Saint Anthony untuk anak-anak Indian dari Kota Tua San Diego ke lahan misi. Sekolah di misi ditutup pada tahun 1907 dan dipindahkan ke Banning, California.

Setelah penelitian sejarah yang terperinci, pekerjaan restorasi dan pembangunan kembali dimulai pada tahun 1931 untuk mengembalikan Mission San Diego de Alcalá ke penampilan tahun 1813. Pada tahun 1941, misi ini ditahbiskan kembali sebagai paroki Katolik aktif dan terus melayani jemaat hingga saat ini.

Mengunjungi Misi: Pengalaman yang Tak Terlupakan

Saat ini, Mission Basilica San Diego de Alcalá terbuka untuk umum. Pusat Pengunjung Museum dan Toko Hadiah buka setiap hari, dan para tamu diizinkan untuk melihat kompleks tersebut. Misi ini menawarkan sekilas yang tak ternilai tentang sejarah California dan warisan budayanya.

Informasi Lebih Lanjut:

Mission Basilica San Diego de Alcala
10818 San Diego Mission Road
San Diego, California 92108
619-281-8449

Mission Basilica San Diego de Alcalá bukan hanya sebuah bangunan bersejarah; itu adalah bukti ketahanan, iman, dan perpaduan budaya yang telah membentuk California. Kunjungan ke misi ini adalah perjalanan kembali ke masa lalu, kesempatan untuk belajar tentang sejarah wilayah tersebut dan menghargai warisannya yang abadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *